Showing posts with label renungan. Show all posts
Showing posts with label renungan. Show all posts

Oct 16, 2018

Saran Yang Tepat Waktu

SARAN YANG TEPAT WAKTU

Bacaan: Efesus 4:17-32
NATS: Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! (Amsal 15:23)

Di Liverpool, Inggris, pada malam menjelang Kejuaraan Inggris Terbuka 2006, seorang pemain golf profesional, Graeme McDowell menghadapi suatu masalah. Besok ia harus mengikuti turnamen itu, tetapi ia merasa ada yang kurang dalam teknik permainannya.

Saat ia pergi ke luar malam itu, McDowell mendapat sebuah kejutan. Seorang asing, penggemar berat olahraga golf, mengenalinya dan mengomentari kelemahannya dalam mengayunkan tongkat golf. Keesokan harinya, Graeme mencoba mempraktikkan nasihat orang itu di lapangan latihan, dan ia sangat terkejut karena mendapati bahwa orang itu ternyata benar. Puas dengan perubahan itu, Graeme mempraktikkan saran berharga tersebut dan mengakhiri hari pertama Kejuaraan Inggris Terbuka dengan menduduki posisi pertama! Semua itu terjadi karena ada seorang asing yang mau menyempatkan waktu untuk mengucapkan saran yang membantu.

Begitulah, kata-kata adalah alat berkekuatan besar yang dapat digunakan demi kebaikan atau kejahatan. Kita dapat menggunakan kata-kata untuk menghancurkan, atau membangun dan menguatkan. Hal itulah yang pasti ada di benak Salomo saat ia berkata, "Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!" (Amsal 15:23).

Di dalam dunia ini, kerap kali kita menggunakan kata-kata sebagai suatu senjata. Oleh karena itu, marilah kita mempergunakan perkataan kita itu sebagai suatu alat untuk membangun hati orang lain --WEC

KATA-KATA YANG LEMAH LEMBUT LEBIH BERKUASA
DARIPADA KATA-KATA KEMARAHAN

By: Renungan PSM

Nov 18, 2015

Janji Allah (Renungan)

JANJI YANG MENGHERANKAN

Bacaan: Ibrani 13:5,6 NATS: Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau (Ibrani 13:5)

Penulis kitab Ibrani mengutip ucapan Allah kepada umat-Nya: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” (Ibrani 13:5). Bagaimana hal itu menyentuh Anda? Apakah itu hanya kesucian menyenangkan yang membuat Anda menguap lebar? Ini berbeda dengan ucapan bahwa kita boleh minum kopi dengan Presiden atau Ketua Mahkamah Agung. Mengenal orang-orang seperti itu memang sesuatu yang penting bagi kita. Namun meyakini bahwa Allah menyertai kita setiap saat setiap hari, sedekat kulit kita, dalam setiap peristiwa hidup, saat menangis atau tertawa--itu hampir tidak masuk akal.

Namun, sepanjang sejarah banyak orang telah mempertaruhkan hidup pada kebenaran tersebut. Abraham, Musa, Rahab, Yosua, Daud, dan Ester hanyalah segelintir contoh. Janji Allah itu terbukti benar dalam hidup mereka. Namun, bagaimana kita tahu bahwa janji itu juga benar bagi hidup kita? Hal itu nyata bagi kita karena Yesus. Melalui kedatangan-Nya, sebenarnya Dia mengatakan, “Aku ingin bersamamu; Aku memberikan hidup-Ku bagimu; Aku mengurbankan hidup-Ku untukmu. Apakah mungkin Aku akan meninggalkanmu?”

-Bagaimana tanggapan Anda terhadap janji yang mengherankan ini? Mungkin janji tersebut terlalu muluk-muluk. Mungkin juga tampak mustahil. Namun, jangan abaikan janji itu. Saat Anda sedih, takut, menghadapi pergumulan dan pencobaan, tak ada janji yang lebih indah selain: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau” --Haddon Robinson

DI MANA PUN ANDA BERADA ALLAH MENYERTAI ANDA

Yang dapat di ambil dari renungan malam ini berkaitan dengan apa yang lagi aku rasakan.

Kalau boleh jujur,  tiap gajian pasti duitnya hanya bertahan sampai seminggu. Setelah itu habis tak bersisa. Bukannya boros atau bagaimana, tapi ada beberapa pengeluaran keluarga gue pun membantu yang gue gak melihat jumlahnya berapa.
Kondisi keluarga gue bisa digolongkan keluarga berkecukupan namun tiap awal bulan itu pasti orang rumah udah pada ngeluh "gak ada duit nih" ato gak "minjem uang dong". Udah makanan setiap bulan. Namun yang mau gue angkat di sini bukan itu..
Memang keadaannya begitu adanya tapi satu yang gue diingatkan kembali dari renugan di atas bahwa Tuhan gak akan meninggalkan kita maupun membiarkan kita.
Uang emang udah menipis di awal bulan, tapi Tuhan selalu dan selalu memberikan jalanNya untuk mencukupkan kami sekeluarga. Dengan caraNya pastinya.

Percayalah Tuhan selalu beserta dengan kita.

Selamat malam.

By: Renungan PSM

Feb 25, 2015

Sementara

GRAFITI

Bacaan: Lukas 12:13-21
NATS: Walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu (Lukas 12:15)

Pendeta dan penginjil E.V. Hill pulang ke rumah Tuhan dan Juruselamatnya pada tanggal 25 Februari 2003. Sebagai pembicara konferensi, ia sangat digemari banyak orang. Tidak banyak orang yang memperoleh perhatian dan penghormatan dari berbagai kalangan masyarakat seperti dirinya.

Bertahun-tahun yang lalu, Pendeta Hill diundang untuk berbicara di sebuah gereja, di pinggiran sebuah kota besar di Amerika Serikat bagian selatan. Pada pembukaan khotbahnya, Pendeta Hill mengomentari perbedaan antara daerah pinggiran yang kaya tersebut dengan daerah perkotaan miskin tempat ia melayani. "Saya tahu apa yang kurang," katanya. "Di sini tak ada grafiti sama sekali. Saya bersedia dengan sukarela membuatkannya bagi kalian. Saya akan mengambil seember cat dan berjalan mengelilingi kawasan kalian. Lalu saya akan menuliskan satu kata ini di atas rumah jutaan dolar dan mobil mahal buatan Eropa milik kalian: sementara. Hanya satu kata itu: sementara. Tak satu pun dari semua kekayaan itu bersifat kekal."

Kita menikmati dan mengurusi harta kita, dan memang seharusnya demikian. Namun, Yesus mengatakan bahwa kita tidak boleh dikuasai oleh harta kita, karena semua itu tidak akan dapat dibawa ke dalam kekekalan (Lukas 12:15-21). Rumah hanyalah sebuah kotak tempat berlindung dari hujan dan panas; mobil hanyalah sebuah alat untuk membawa kita dari satu tempat ke tempat yang lain. Karena kita tidak dapat membawanya saat kita meninggal dunia, sebaiknya kita melihat semuanya itu sebagaimana dilihat oleh E. V. Hill melihatnya: sementara --Dave Egner

UKURAN SESUNGGUHNYA DARI KEKAYAAN KITA ADALAH APA YANG AKAN KITA MILIKI DALAM KEKEKALAN

By: Renungan PSM

Jan 8, 2015

Diingatkan oleh Paku

Bacaan: 1 Yohanes 3:16-23
NATS: Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita (1 Yohanes 3:16)

Emil Mettler, pemilik sebuah restoran di London, terkenal sebagai seorang dermawan. Ia sering memberi makan kepada orang lain dengan cuma-cuma. Jika wakil dari sebuah organisasi kristiani datang dan membutuhkan pertolongan, ia segera membuka laci uangnya dan memberikan sumbangan yang besar.

Suatu hari Emil membuka laci uangnya di hadapan seorang utusan Injil yang memperhatikan sebuah paku di antara uang kertas dan uang logam. Terkejut dengan apa yang dilihatnya, orang itu bertanya, "Apa gunanya paku itu?" Emil mengambil paku yang panjangnya 15 sentimeter seraya berkata, "Saya menyimpan paku ini bersama dengan uang saya untuk mengingatkan betapa besar harga yang sudah dibayar oleh Kristus untuk menyelamatkan saya dan apa balasan saya untuk-Nya."

Emil menggunakan sebuah paku untuk mengingatkannya bahwa ia berutang kasih dan rasa terima kasih yang besar kepada Tuhan karena Kristus telah menyerahkan nyawa baginya (1 Yohanes 3:16-23).Emil menggunakan sebuah benda yang sederhana untuk terus mendorong kemurahan hatinya dengan mengingat pengurbanan sang Juruselamat.

Seberapa seringkah kita teringat akan pengurbanan di Kalvari, di mana Yesus telah membayar segala dosa kita dengan kematian-Nya di atas kayu salib? Teladan Emil menyadarkan kita bahwa di tengah kesibukan duniawi ini hendaknya kita tidak hanya mengingat mahkota duri, paku, dan tusukan pada lambung, tetapi terutama pada kasih Kristus yang telah mengurbankan nyawa-Nya untuk kita -VCG

KRISTUS MEMBERI DIRI-NYA UNTUK KITA SUPAYA KITA MEMBERI DIRI UNTUK SESAMA

Have a nice day 😊

By: Renungan PSM

Oct 22, 2014

Pilihlah hari ini

ITU PILIHAN ANDA

Bacaan: Yosua 24:1-15 NATS: Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah (Yosua 24:15)

Ketika Yosua hampir mendekati akhir masa hidupnya, ia mengumpulkan semua suku bangsa Israel di Sikhem. Dan di sana, dari bibir orang yang hampir mendekati ajal, muncullah suatu seruan yang telah menggerakkan hati banyak orang selama berabad-abad lamanya. Pada kesempatan itu Yosua berkata demikian, “Pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah” (Yosua 24:15).

Tantangan yang diucapkan oleh Yosua ini, apabila dilihat dari sudut pandang Perjanjian Baru, akan menyatakan tiga pelajaran yang penting berkaitan dengan keselamatan kita. Pelajaran yang pertama adalah, kita harus membuat pilihan antara Allah dan setan. Apabila kita menolak Kristus, maka otomatis kita akan berada di pihak setan. Yesus pernah berkata, “Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku” (Matius 12: 30). Kedua, pilihan ini merupakan keputusan pribadi. Yosua mengatakan, “Pilihlah … kepada siapa kamu akan beribadah.” Melalui iman kepada Yesus Kristus, kita bisa dilahirkan kembali dan menjadi anak Allah.

Tetapi kita sendiri harus mengambil keputusan secara pribadi untuk percaya. Ketiga, terdapat desakan di dalam seruan ini. “Pilihlah pada hari ini”, bukan bulan depan, bukan seminggu dari hari ini, bukan besok, tetapi hari ini.

Apakah Anda sudah mengambil keputusan yang sangat penting ini? Apakah Anda memercayai Tuhan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat? Jika belum, lakukanlah sekarang! Ingat, pilihan berada di tangan Anda -RWD

SEKARANG WAKTUNYA UNTUK MEMILIH TUHAN BESOK MUNGKIN SUDAH TERLALU TERLAMBAT

By: Renungan PSM

Sep 2, 2014

Do it everywhere everytime!

PETUNJUK YANG BAIK

Bacaan: Ulangan 6:1-9
NATS: Apa yang kuperintahkan kepadamu hari ini haruslah engkau perhatikan (Ulangan 6:6)

Ketika saya tengah duduk di bangku SMA, instruktur mengemudi saya memberikan saran yang bijak. Apakah kamu pikir dengan melihat kaca spion, kamu akan mengetahui apa yang ada di sisi kirimu? Padahal sebenarnya penglihatanmu melalui kaca spion itu terbatas, katanya. Karena itu, menengoklah selalu ke samping sebelum kamu berpindah jalur. Barangkali, tanpa engkau sadari, ada mobil lain yang sedang melintas. Petunjuk yang bijak ini telah menghindarkan saya dari kecelakaan parah yang bisa saja terjadi.

Musa juga memiliki beberapa petunjuk yang bijak bagi umat Israel. Mempelajari dan merenungkan perintah-perintah Allah harus mereka jadikan bagian dari hidup. Musa berkata, Haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring, dan apabila engkau bangun (Ulangan 6:7). Secara singkat, firman Allah harus merasuk ke dalam setiap aspek hidup mereka.

Alkitab merupakan petunjuk dari Allah sendiri bagi kita untuk mengarahkan bahtera hidup. Akan tetapi, memiliki Alkitab saja tidak cukup. Alkitab harus dipelajari, diterapkan, dan dibagikan kepada sesama. Sama seperti kita selalu menengok ke belakang pada saat akan berpindah jalur di jalan raya, menerapkan firman Allah pun harus menjadi respons alami kita pada saat menghadapi permasalahan hidup. Hal itu akan membantu kita terhindar dari kecelakaan rohani HDF

ALKITAB AKAN MEMBERI PERINGATAN MENGENAI KESALAHAN SEBELUM ANDA TELANJUR MELAKUKANNYA! Moody

By:Renungan PSM

Saat gue membaca renungan ini, yang terlintas dalam pikiran gue adalah bagaimana gue bisa lupa dengan hal yang mendasar. Ya itulah Alkitab.
Sesuatu yang dipunya oleh semua yang mengaku "orang kristen". Namun sesuatu itu menjadi "sesuatu".
Dalam renungan ini gue diingatkan bahwa dalam alkitab kita mengetahui apa yang diinginkan Tuhan. Apa yang ditugaskan Tuhan. Apa yang menjadi janjiNya. Semua itu dapat kita ketahui melalu alkitab.
So, menurut gue setidaknyalah baca renungan dengan membuka alkitab itu sangat membantu kita untuk lebih mengenalNya

Aug 7, 2014

Harapan Bagi Yang bersedih

HARAPAN BAGI YANG BERSEDIH

Bacaan: Mazmur 62 NATS: Curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita (Mazmur 62:9)

Anda pernah merasakannya sendiri, atau paling tidak mendengar orang lain menceritakan saat-saat mereka merasa sedih, atau sangat berputus asa. Lynette Joy, dalam sebuah artikel yang ditulisnya untuk christianwomentoday.com, mengemukakan beberapa langkah yang dapat kita lakukan pada saat-saat gelap itu untuk dapat berpaling kepada Yesus, Sang Terang Dunia:

o Terangilah hati Anda dengan doa. Curahkanlah isi hati Anda kepada Allah apabila Anda merasa terlalu berat (Mazmur 62:9). Serahkanlah kekhawatiran Anda kepada-Nya dalam doa (Filipi 4:6,7). Jika Anda menulis di buku harian atau menuliskan doa-doa Anda, maka Anda dapat melihatnya kembali di kemudian hari untuk menyaksikan bagaimana Tuhan telah menjawab doa Anda.

o Terangilah pikiran Anda dengan kebenaran. Bacalah firman Tuhan setiap hari, paling tidak selama beberapa menit. Izinkanlah kebenaran-Nya menantang, menyerap, dan mengubah pikiran-pikiran Anda yang tidak benar bahwa hidup itu tidak ada harapan (Mazmur 46:2; Roma 12:2).

o Terangilah hidup Anda dengan melakukan kehendak Allah. Dia menghendaki agar Anda menyembah dan melayani-Nya. Tetaplah terlibat di gereja tempat Anda dapat berbakti dan bersekutu bersama orang lain dan melayani-Nya (Ibrani 10:25). Hal ini akan membantu Anda untuk semakin menumbuhkan iman kepada Allah. Apabila kita merasa kegelapan mulai melingkupi, kita perlu berpaling kepada Yesus, Sang Terang. Dia akan menjadi perlindungan (Mazmur 62:8,9) dan akan memberikan kekuatan kepada kita untuk terus maju -AMC

ANDA TIDAK AKAN TERSANDUNG DALAM KEGELAPAN BILA BERJALAN DALAM TERANG FIRMAN TUHAN

By: Renungan PSM

Jun 6, 2014

BersamaNya kita selalu aman. Percayalah.

AMAN SELAMANYA

Bacaan: Mazmur 34:9-23
NATS: [Yesus berkata,] "Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia" (Yohanes 16:33)

Ketika Amy Beth sedang membawa anjingnya berjalan-jalan di sekitar rumahnya, tiba-tiba seorang pemuda berlari masuk ke sebuah gang di dekatnya. Sebuah mobil menyusul dari belakang. Pemuda itu merenggut sepotong kayu besar dari tempat sampah dan melemparkannya ke arah mobil itu. Amy Beth berdiri mematung. Ia terjebak di tengah perkelahian geng.

Tiba-tiba, pengemudi mobil yang masih muda itu mencoba melarikan diri dengan memundurkan mobil dengan cepat. Ia menabrak Amy Beth. Tubuh Amy mendarat di atas bagasi dan terlempar ke jalanan. Herannya, ia hanya mengalami luka ringan.

Di kemudian hari, ia berusaha memahami apa yang dialaminya dan mencoba merenungkan kembali sehingga peristiwa itu terasa indah. Ia menyimpulkan, "Hal-hal yang buruk terjadi -- hal-hal yang tragis dan mengerikan. Hal-hal yang baik terjadi -- hal-hal yang menakjubkan dan luar biasa.

Semua ini terjadi pada kita secara acak. Namun, tidak acak bagi Allah yang membuai hati kita yang terluka. Dia tahu .... Penderitaan akan datang. Tetapi, Allah itu ... lebih besar dari berbagai peristiwa yang tampaknya bertentangan dengan kebaikan-Nya." Kita mungkin mengalami sakit penyakit, kecelakaan, penderitaan, dan kematian. Namun, kita tidak sendiri. Allah tetap memegang kendali. "Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu" (Mazmur 34:20). Yakinlah bahwa kelak kita akan aman bersama-Nya selamanya --AMC

Hanya ada Satu Pribadi yang tahu Seluruh jawaban atas sengsaraku; Dia akan memenuhi segala kebutuhanku Saat dalam iman kepada-Nya 'ku berseru. --Morgan

ALLAH SENANTIASA MEMEGANG KENDALI DI BALIK LAYAR

By: Renungan PSM

May 7, 2014

Sahabat yang Baik

"SOBAT BAIK"

Bacaan: Yohanes 15:9-17
NATS: Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu (Yohanes 15:14)

Jemaat menyimak dengan sungguh-sungguh pada saat pendeta memulai doanya dengan kalimat: "Bapa kami yang di surga ..." Tiba-tiba saja, kalimat sang pendeta seperti disahut oleh suara yang berkata, "Halo, sobat baik!" Orang-orang mulai tertawa ketika mereka menyadari bahwa suara itu ternyata berasal dari sebuah alat komunikasi yang menangkap kata-kata seorang sopir truk yang sedang berbicara di radio panggilnya! Tidak banyak yang dapat dicapai pada kebaktian hari itu, sebab jemaat terus tertawa geli mengingat suara yang membuat mereka berpikir Allah menjawab sang pendeta dengan menyebutnya "sobat baik".

Musa mengerti bagaimana rasanya menjadi sahabat Allah -- yaitu menjalin relasi yang melebihi hubungan pertemanan biasa. Tuhan kerap berbicara kepada Musa "dengan berhadapan muka seperti seorang manusia berbicara kepada temannya" (Keluaran 33:11). Abraham, bapa bangsa-bangsa, juga disebut sebagai sahabat Allah (2Tawarikh 20:7). Namun, apakah Anda dan saya dapat menjadi sahabat Allah?

Dalam bacaan Alkitab hari ini, Yesus, teladan tertinggi dari persahabatan yang penuh kasih, menyebut murid-murid-Nya sebagai sahabat (Yohanes 15:13,15). Dia berkata dengan sungguh-sungguh: "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu" (ayat 14). Dan apakah perintah-Nya bagi kita? Yaitu agar kita mengasihi-Nya dengan segenap hati dan mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri (Markus 12:30,31). Begitulah cara kita menjadi sahabat Allah --AMC

SAHABAT TERBAIK DI DUNIA HANYALAH SUATU BAYANG-BAYANG APABILA DIBANDINGKAN DENGAN YESUS -- Chambers

Ingatlah bahwa kita adalah Sahabat Tuhan dengan begitu kita tidak akan mau menyakiti sahabat kita sendiri. Jagalah Persahabatanmu denganNya.

By: Renungan PSM

Mar 7, 2014

Membosankan??

MEMBOSANKAN?

Bacaan: Bilangan 11:1-9 NATS: Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat (Bilangan 11:6)

Kebanyakan keluh kesah kita bukanlah mengenai sesuatu yang tidak kita miliki, melainkan mengenai sesuatu yang telah kita miliki tetapi kita anggap tidak menarik. Kebosanan atas pekerjaan, gereja, rumah, atau pasangan membuat kita mengeluh bahwa semua itu bukanlah yang kita inginkan atau butuhkan. Frustrasi semacam ini telah dialami oleh manusia sejak semula. Perhatikan keluh kesah umat Allah tentang makanan mereka di padang gurun. Sambil mengingat berbagai jenis makanan yang dimakan saat mereka menjadi budak di Mesir, mereka meremehkan cara Allah menyediakan makanan bagi mereka: "Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apa pun, kecuali manna ini saja yang kita lihat" (Bilangan 11:6). Allah menyediakan apa yang mereka perlukan setiap hari, tetapi mereka ingin sesuatu yang lebih menarik. Apakah kita tergoda untuk melakukan hal yang sama?

Oswald Chambers mengatakan, "Kebosanan adalah batu ujian terhadap karakter. Ada saat-saat di mana tidak ada cahaya dan getaran hati, yang ada hanyalah kegiatan sehari-hari dan tugas yang biasa. Rutinitas merupakan cara Allah untuk menempatkan kita di saat-saat perenungan. Jangan berharap Allah akan selalu memberikan saat-saat yang menggetarkan hati, tetapi belajarlah hidup dalam wilayah kebosanan dengan kekuatan dari Allah."

Di dalam masa-masa yang membosankan, Allah sedang bekerja untuk menanamkan karakter-Nya di dalam diri kita. Kebosanan merupakan kesempatan bagi kita untuk mengalami hadirat Tuhan — DCM

BERKAT DITEMUKAN DI SEPANJANG JALAN TUGAS

By: Renungan PSM

Saat ini gue sedang mengalami yang namanya bosan.. kehidupan yang membosankan. Hampir 6 bulan ini gue hanya di rumah dengan kegiatan yang dilakukan makan, tidur, nonton, nemenin adek main, main handphone, nyari pekerjaan. Tidak ada hal yang menarik yang terjadi dan membuat hidup ini jadi datar saja.

Namun dalam beberapa waktu ini gue diingatkan oleh Tuhan bahwa dalam kehidupan yang membosankan ini gue tetap harus hidup dan berjalan bersamaNya.

Dalam renungan diatas pun gue diingatkan kembali dalam perkataan Oswald Chambers, "Kebosanan adalah batu ujian terhadap karakter. Ada saat-saat di mana tidak ada cahaya dan getaran hati, yang ada hanyalah kegiatan sehari-hari dan tugas yang biasa. Rutinitas merupakan cara Allah untuk menempatkan kita di saat-saat perenungan. Jangan berharap Allah akan selalu memberikan saat-saat yang menggetarkan hati, tetapi belajarlah hidup dalam wilayah kebosanan dengan kekuatan dari Allah."

kata-katanya membuat gue untuk tidak keluar dari jalur. Gue tetap harus mengandalakn dan berjalan bersama dengan Tuhan. Ia akan memberikan berbagai variasi dalam hidup dengan satu catatan yang perlu diingat bahwa kita merupakan anakNya yang tak akan ditinggalkan. Jadi ikutilah Bapamu.