Oct 16, 2018

Diingatkan

Sore ini gue akhirnya ngebuka renungan yang gue post  di blog ini. Dan post ini ngena banget.

Saat ini gue mengalami hal yang sama. Gue lagi di tahap bosan. Bosan dengan kehidupan yang begini aja. Bangun, ngerjain tugas rumah, siap-siap ke kantor, kerja, main, makan, pulang kerja, tidur. Begitu aja. Bosan. Bosan bosan bosan. Gak berkembang. Gak ada sesuatu yang mengasikan terjadi dalam hidup gue.

Selain itu gue pun berasa jauh banget dari Tuhan. Gue berasa hidup gw hampa. Hidup gue gak menarik. Pengen banget bisa keluar dari rumah, ke suatu tempat untuk mencari sesuatu. Mencari hal yang sebenarnya gue pun gak yakin apa yang gue cari.

Gue pun gak yakin apa yang gue rasakan sekarang. Apa ini berhubungan karena gue udah mau masuk masa PMS? Ataukah emang gue lagi mengalami krisis?

Kadang kalau lagi sendiri, gue suka sesek liat hidup gue yang begini aja. Suka mellow, suka sedih, dan bawaannya pengen kabur dari kenyataan yang adaa. Pengen menyendiri. Pengen gak mau tau dengan apa yang terjadi di sekitar. Gue pengen jadi orang yang egois. Pengen menghilang.

Hahahahha aneh yaak..

Cuman saat baca ini, gue kembali diingatkan bahwa sekarang gue lagi di uji lagi sama Tuhan. Tuhan ingin gue semakin kuat menghadapi kerasnya kehidupan di next level nanti. Dimana sekarang gue uda harus memikirkan saat berumah tangga nanti.

Tuhan mau gue sebagai anaknya terus mengingat bahwa di dunia ini Ia selalu ada untuk gue. Di kala gue bosan, down, mellow, senang, biasa aja. Ya Tuhan selalu ada buat gue. Jangan pernah lupa itu tikaaa

Saran Yang Tepat Waktu

SARAN YANG TEPAT WAKTU

Bacaan: Efesus 4:17-32
NATS: Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! (Amsal 15:23)

Di Liverpool, Inggris, pada malam menjelang Kejuaraan Inggris Terbuka 2006, seorang pemain golf profesional, Graeme McDowell menghadapi suatu masalah. Besok ia harus mengikuti turnamen itu, tetapi ia merasa ada yang kurang dalam teknik permainannya.

Saat ia pergi ke luar malam itu, McDowell mendapat sebuah kejutan. Seorang asing, penggemar berat olahraga golf, mengenalinya dan mengomentari kelemahannya dalam mengayunkan tongkat golf. Keesokan harinya, Graeme mencoba mempraktikkan nasihat orang itu di lapangan latihan, dan ia sangat terkejut karena mendapati bahwa orang itu ternyata benar. Puas dengan perubahan itu, Graeme mempraktikkan saran berharga tersebut dan mengakhiri hari pertama Kejuaraan Inggris Terbuka dengan menduduki posisi pertama! Semua itu terjadi karena ada seorang asing yang mau menyempatkan waktu untuk mengucapkan saran yang membantu.

Begitulah, kata-kata adalah alat berkekuatan besar yang dapat digunakan demi kebaikan atau kejahatan. Kita dapat menggunakan kata-kata untuk menghancurkan, atau membangun dan menguatkan. Hal itulah yang pasti ada di benak Salomo saat ia berkata, "Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!" (Amsal 15:23).

Di dalam dunia ini, kerap kali kita menggunakan kata-kata sebagai suatu senjata. Oleh karena itu, marilah kita mempergunakan perkataan kita itu sebagai suatu alat untuk membangun hati orang lain --WEC

KATA-KATA YANG LEMAH LEMBUT LEBIH BERKUASA
DARIPADA KATA-KATA KEMARAHAN

By: Renungan PSM